Minggu, 28 Oktober 2012

senyuman teman kecil di atas penderitaannya

ini berawal semanjak aku duduk di bangku 4 SD. aku murid baru pindahan dari Samarinda, saat tahun ku itu kebetulan ada 3 anak baru ada binar dari bandung, okta yang aku lupa dia dari mana dan aku dari samarinda.
karena kita sama-sama murid baru sehingga kita langsung akrab ketimbang teman-teman dari SD situ. Binar mempunyai kebiasaan ke kantin kemudian masuk kelas duduk di bangkunya sambil melihat sekitarnya dan memakan jajannya, dia sangat pendiam dan tertutup, sedangkan okta dia punya kebiasaan menggodekkan kepalanya. awalnya aku sudah merasakan ada yang aneh dari okta kenapa mempunyai kebiasaan seerti orang sakit gitu.
mereka semua anaknya baik walaupun binar anak yang pendiam dan suka makan tapi okta bisa mengajaknya bercanda sehingga binar tidak hanya diam dan makan saja.
                                                                      ***

tiga tahun berlalu dan kita harus berpisah untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. aku smp di pondok sehingga tidak pernah pulang dan tidak membawa alat komunikasi sehingga sejak saat lulus dari bangku sekolah dasar aku sama skali tidak pernah kontak dengan teman SDku.
sama halnya dengan Okta aku sama skali tidak tahu kabarnya walaupun aku tahu rumah dia tapi aku tidak pernah main kesana.
suatu hari ibuku pernah cerita kalau ayahnya Okta masuk penjara karena korupsi, orang tua Okta memang seorang anggota DPR. orang tua ku dan orang tua okta memang akrab sebab saat tinggal di perumahan kami satu kompleks. dan selanjutnya aku tidak tahu lagi bagaimana kabar dia dan keluarganya.
                                                                   ***
minggu kemarin ibunya okta kerumah bersama dengan okta untuk mencari bembantu buat menjaga adiknya yang berumur 2 tahun. sempat kaget juga sih ayahnya di penjara tapi kok okta punya adik lagi? yang kedua aku sangat kaget melihat keadaan teman masa kecilku itu. dulu dia gemuk berisi putih dan segar. dan sekarang keadaannya sungguh memprihatinkan semenjak lulus SD ternyata dia sudah tidak sekolah sebab otak dia tidak mampu berfikir keras. wajah dia pucat pasi dengan kepala gundul di tutupi topi. jadi teringat teman sekelasku dawam yang sekarang sudah meninggal karena kanker otak sangat mirip dengan okta.
ya..okta sekarang sedang sakit. dia terkena kanker otang dan gagal ginjal, dia musti rutin kemo dan cuci darah untuk memperpanjang masa hidupnya. kepalanya juga masih suka godek-godek yang mungkin tidak akan pernah bisa berhenti.
okta teman kecilku yang dulu kita pernah main bersama. sekarang dia tidak bisa meneruskan pendidikan seperti yang aku rasakan, dia hanya bisa bermain-main di rumah dan bolak-balik ke rumah sakit. tinggal bersama ibu dan adik-adiknya yang entah dimana sekarang ayahnya,apakah masih di penjara ataukah pergi meninggalkannya.
semangat hidupmu sungguh tinggi okta. mungkin kalau aku jadi kamu aku akan bunuh diri saja. tapi kamu tidak, kamu masih berjuang melawan sakit dan bertahan menjalani kehidupanmu..
aku harap senyum di bibirmu tetap merekah sehingga bisa mengobati piluh orang tuamu.
semangat okta...
semua takdir sudah di gariskan oleh allah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar